Kamis, 22 Mei 2014

KISAH JAYA PRANA DAN MAKAMNYA DI TELUKTRIMA



Legenda percintaan pasangan Jayaprana dan Layonsari yang romantis namun berakhir tragis, menyisakan sebuah makam di Bali Barat. Situs makam ini tidak hanya menyimpan kisah sedih, tapi juga keindahan alam sekitar yang amat menawan.
Makam Jayaprana terletak di area Taman Nasional Bali Barat, tepatnya di Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, sekitar 67 km sebelah barat Kota Singaraja. Karena letaknya yang berada di dalam taman nasional, tidak heran jika pemandangan di sekeliling makam pun amat indah. Makam ini memiliki pemandangan laut yang sangat membuai mata, karena itulah banyak orang yang datang berkunjung ke sana.
Bisa dibilang, kuburan ini merupakan bangunan kisah romantis seperti cerita Romeo dan Juliet di Eropa atau Sampek Engthai di China. Jaya Prana dan Layon Sari adalah merupakan pasangan suami isteri yang sangat ideal pada masa Kerajaan Wanekeling Kalianget tempo dulu. Karena kecantikan Layon Sari, sang raja melakukan tipu muslihat agar Jaya Prana bisa disingkirkan.
Akhirnya, raja yang mengirim Jaya Prana ke Teluk Terima, Bali Barat,  untuk bertempur melawan bajak laut. Namun setibanya di Teluk Terima, Patih Sunggaling malah membunuh Jayaprana karena memang diutus oleh Raja.
Sepeninggal Jaya Prana,  Layon Sari yang tidak mau diperistri oleh raja memilih bunuh diri untuk menyusul suami tercintanya. Kuburan Jaya Prana – Layon Sari hingga kini biasa dikunjungi masyarat, khususnay setiap Bulan Purnama dan Bulan Mati (Tilem) dan hari – hari suci lainnya seperti Galungan, Kuningan, dan lainnya.
Perjalanan menuju kuburan, didahului dengan pendakian yang panjang dan melelahkan tersebut. Akan tetapi semua  akan terbayar dengan pemandangan indah yang menunggu di atas. Suasana tenang akan menyapa sesaat setelah tiba di area makam. Karena letaknya yang lebih tinggi,  pengunjung bisa melihat Pulau Menjangan dari area pura. Bahkan, pengunjung  bisa melihat beberapa gunung di Pulau Jawa dari sana jika keadaan langit sedang cerah.
Makam yang memiliki tema warna kuning ini dikelilingi dengan patung yang berhubungan dengan legenda Jayaprana. Selain patung Jaya Prana, Layon Sari, raja dan patihnya, ada juga patung barong yang berlapis kain khas bali. Hiasan makam ini pun rapi dan terlihat cantik. Kain dan sesembahan yang ditata rapi membuat makam tersebut terlihat terawat. Wewangian dari dupa yang menyala pun menambah syahdu keadaan.
Di tempat ini juga ada sebuah pura yang bisa dikunjungi. Untuk mencapai pura tersebut, memerlukan sebuah pendakian panjang dan curam tapi pemandangan di sekitarnya sangat menarik, sehingga semua kelelahan itu tidak sia-sia. Pemandangan selama menanjak pun menyenangkan. Pepohonan tinggi yang hijau namun tidak rimbun akan menemani langkah pengunjung. Ditambah lagi kehadiran monyet liar dengan tingkah laku uniknya, bisa jadi salah satu hiburan selama perjalanan.
Kisah ini pun lantas menjadi kisah cinta yang begitu dramatik. Kini, makam Jayaprana disimbolkan sebagai seorang suami, yang begitu dicintai si istri, sekaligus  mencintai istrinya, banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Tak hanya kisah cintanya yang mampu menyedot perhatian banyak orang, posisi makamnya yang indah karena memiliki pemandangan laut yang menawan membuat makam ini semakin diminati pengunjung.
Ketika berkunjung ke makamnya Jaya Prana, selain bisa mengenang kembali kisah romantis dan kesetiaan sang Layon Sari, juga untuk mematri kembali kisah cinta pengunjung bersama orang-orang tersayang tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar