Rabu, 21 Mei 2014

BARONG DAN RANGDA BALI




  1. Arti Dan Asal – Usul Barong
Secara etimologi, kata barong berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata b(h)arwang yang dalam bahasa melayu atau bahasa indonesia sejajar dengan kata beruang, yaitu nama seekor binatang yang hidup di Asia, Amerika dan Eropa. kata b(h)arwang sangat dekat maknanya dengan bahasa belanda beer yang artinya juga binatang beruang. Istilah binatang beruang untuk mengidentifikasikan wjud barong tidak lebih sebagai binatang mythology yang sering juga kita jumpai dalam cerita Tantri. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa semua jenis pertunjukan yang akan menggunakan Barong sama sekali tidak sesuai dengan apa sesungguhnya yang dimaksud dengan perkataan Barong.
Pendapat lain juga mengartikan kata Barong berasal dari urat kata ba-ru-ang . dalam bahasa Indonesia huruf u dan berasimilasi menjadi o , ru dan a(ng) menjadi ro(ng) yang berarti dua. Rong mengandung  makna ruang, jadi dua rong yang dimaksud adalah dua ruang. Pengertian inipun dapat diterima karena pada umumnya barong punya dua ruang sebagai tempat penarinya atau tempat mundutnya, kecuali barong jenis blas-blasan
2. Arti Dan Asal – Usul Rangda
Sebelum diuraikan asal-usul adanya rangda, baik juga akan dijelaskan sedikit kata rangda secara leksikal . menurut etimologinya, kata rangda yang kita kenal di Bali berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu dari kata randa  yang berarti janda ( L. Mardi-Warsito, 1986:463). Rangda adalah sebutan janda dari golongan Tri Wangsa yaitu Wesya, Ksatria dan Brahmana. Sedangkan dari golongan sudra disebut balu. Kata balu dalam bahasa bali alusnya adalah rangda. Perkembangna selanjutnya, kata rangda untuk orang janda semakin jarang kita dengar.
3. Proses Sakralisasi Barong Dan Rangda
Tidak setiap benda yang berwujud seperti Barong dan Rangda disebut Barong dan Rangda. Hal ini berdasarkan ada tidaknya proses sakralisasi melaui upacara. Proses sakralisasi itu penting, karena perwujudan barong dan rangda akan menampakkan nilai magisnya sehingga masyarakat penyungsungnya makin merasa dekat dengan barong agar tapel barong dan rangda mendapat kesucian serta kehidupan secara rohani. Walaupun tapel dan pepayasannya sudah dipasang, namun belum dikatakan sebagai benda suci. Dia adalah benda mati, sedangkan sekarang enda mati itu akan dihidupkan melalui upacara Utpeti (disucikan).
Tingkatan upacara utpeti diantaranya:
  • Tingkat Prayascita dan Mlaspas
Tujuan upacara ini adalah untuk menghapus noda ( leteh, papa klesa) baik yang bersifat sekala atau niskala yang ada pada kayu untuk pembuatan barong dan rangda.
  • Tingkat Ngatep dan Pauupati
Upacara ngantep adalah upacara penyambungan tapel atau punggelan dengan tubuhnya atau penyambungan bagian tubuh yang lain seperti gelungan dengan busana yang lain. dengan upacara ini terjadilah proses utpeti terhadap barong dan rangda dan mulai saat itu dapat dipungsikan sebagai personifikasi dari roh dan kekuatan gaib .
  • Tingkat mesuci dan ngererehin.
Ini merupakan tahan terakhir agar barong dan rangda menjadi suci dan keramat. Tujuan upacara ini adalah untuk emasukkan kekuatan gaib dari tuhan. Dengan demikian barong dan rangda mampu menjadi pelindung yang aktif.
4. Beberapa Arti Simbol Pada Baron Dan Rangda
  • Arti Simbol Pada Barong
Kekuatan terbesar ada pada mata dan jenggotnya. Berdasarkan keyakinan, Barong dalam cerita sebagai wakil kebenaran. Kekutan dharma ini terdapat pada punggelannya. (muka) yang dipusatkan pada mata dan jenggot yang bahannya dari rambut manusia. Apabila ada salah satu desa yang diserang penyakit sampar atau wabah,maka pemangku akan cepat – cepat merendam jenggot Barong tersebut pada segelas air bersih kemudian dijadikan air suci. Air itu diyakini mempunyai kekuatan magis.( AA. Ngr. Made Agung, Bias Bali, Bali Post).
  • Arti Simbol Pada Rangda
Bagian – bagian rangda yang mengandung arti adalah:
  1. Lidah yang panjang sampai di perut mempunyai arti lapar yang terus – menerus, yang selalu ingin membunuh dan memakan mangsanya.
  2. Lidah yang keluar api adalah lambing dari pembakaran yang berarti tidak ada sifat ampun, segala yang masuk pasti dibakar.
  3. Mata yang mendelik dan melotot adalah sifat marah, kejam dan bengis, mementingkan diri sendiri dan tidak percaya kekuatan orang lain.
  4. Taring yang panjang adalah symbol kebinatangan dari sifat – sifat binatang buas dan penuh kekejaman.
  5. Lidah – lidah api yang terdapat di atas kepala adalah symbol sinar kesaktian. Ragam hiasan lidah – lidah api itu juga menyimbolkan huruf gaib yang bersembunyi OM yang mempunyai kesaktian ( I ketut Ginarsa, 1984:59 ).
Yoga Sagara,Nyoman. 2000. Mengenal Barong & Rangda. Surabaya: Paramita
Sejarah Barong

Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.

Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.

Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.

Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

Macam-macam Tari Barong

Barong Ket :



Barong Ket atau Barong Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak.


Barong Bangkal :



Bangkal artinya babi besar yang berumur tua, oleh sebab itu Barong ini menyerupai seekor bangkal atau bangkung, Barong ini biasa juga disebut Barong Celeng atau Barong Bangkung. Umumnya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) oleh dua orang penari pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat atau saat terjadinya wabah penyakit menyerang desa tanpa membawakan sebuah lakon dan diiringi dengan gamelan batel / tetamburan


Barong Landung



Barong Landung adalah satu wujud susuhunan yg berwujud manusia tinggi mencapai 3 meter. Barong Landung tidak sama dengan barong ket yg sudah dikomersialisasikan. Barong Landung lebih sakral dan diyakini kekuatannya sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan umat. Barong Landung banyak dijumpai disekitar Bali Selatan, spt Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan.


Barong Macan



Sesuai dengan namanya, Barong ini menyerupai seekor macan dan termasuk jenis barong yang terkenal di kalangan masyarakat Bali. Dipentaskannya dengan berkeliling desa dan adakalanya dilengkapi dengan suatu dramatari semacam Arja serta diiringi dengan gamelan batel.


Rangda



Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5964733

Tidak ada komentar:

Posting Komentar